I.
Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan
adalah cara melafalkan dan menuliskan huruf, kata, unsur serapan, dan tanda
baca. Bahasa Indonesia menggunakan ejaan fonemik, yaitu hanya satuan bunyi yang
berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf.
A.
Pelafalan
Salah satu hal yang diatur
dalam ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa Indonesia.
Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia
dengan keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna bahasa
dalam melafalkan huruf. Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena lambang
(huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang melambangkan huruf tersebut.
Contoh : teknik Lafal yang
salah, tehnik Lafal yang benar.
energi Lafal yang salah,
enerji Lafal yang benar.
Masalah lain yang sering
muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan kata dengan huruf. Sebaiknya
pemakai bahasa memperhatikan pelafalan yang benar seperti yang sudah dibakukan
dalam ejaan.
Contoh : TV [teve] Lafal yang
salah, [tivi] Lafal yang benar.
B.
Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan menggunakan 26 huruf didalam abjadnya, yaitu mulai dengan huruf
/a/ sampai dengan huruf /z/. Beberapa huruf di antaranya, yaitu huruf /f/, /v/,
/x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang huruf-huruf tersebut dipakai
secara resmi di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian huruf itu
tetap dipertahankan dan jangan diganti dengan huruf lain.
Contoh : fakta tidak boleh
diganti dengan pakta
C.
Pemisahan Suku Kata
Setiap suku kata bahasa
Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau
diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita
dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris
tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan
kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap
halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan. Penulisan harus mengikuti
kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan
seperti berikut ini.
1) Apabila di tengah kata terdapat dua vokal
berurutan, pemisahan dilakukan di antara vokal tersebut. Contoh: Main ma-in,
taat ta-at
1. Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan
berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh :
ambil am-bil undang un-dang
2. Apabila di tengan kata terdapat konsonan di
antara dua vokal pemisahannya dilakukan sebelum konsonan. Contoh: bapak ba-pak
sulit su-lit
3. Apabila di tengah kata terdapat tiga atau
empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonan
kedua. Contoh: bangkrut bang-krut instumen in-stru-men
4. Imbuhan termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya,
penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh: minuman mi-num-an
bantulah ban-tu-lah
TATA TULIS
A. Penulisan Huruf
1. Huruf kapital atau huruf
besar
A. Huruf kapital atau huruf besar
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
B. Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama petikan langsung.
C.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan nama kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.
D. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
E.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
F. Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
G. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa-bangsa dan bahasa.
H. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
I.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
2. Huruf Miring
A. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan.
B.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh
: Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf
kapital.
C.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan
asing.
B. Penulisan Kata
- Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan.
2.
Kata Turunan
A. Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
B.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
C. Jika
bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
3.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
4.
Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk
singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya.
5.
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
6.
Tanda titik (.)
A. Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
B.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan
subbab.
C.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu dan jangka waktu.
D. Tanda titik dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
7.
Tanda koma (,)
A. Tanda koma
dipaki di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
B.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
C. Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu,
jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Smber: http://istiqomahqoe.multiply.com/journal/item/8, http://pelitaku.sabda.org /penggunaan_dan_tata_tulis_ejaan_pelafalan_pemakaian_huruf_dan_pemisahan_suku_kata, http://endonesa.wordpress.com/2008/09/08/tata-tulis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar