Sabtu, 29 Oktober 2011

manusia dan penderitaan

MANUSIA DAN PENDERITAAN

            Penderitaan itu sendiri berarti adalah kesengsaraan yang  timbul karena beban hidup yang dipikul oleh masing-masing orang. Tingkat penderitaan masing-masing orang berbeda, ada yang berat dan ada yang ringan, namun yang merasakan ringan maupun beratnya penderitaan itu sendiri tergantung pada masing-masing individu. Penderitaan dan manusia tidak akan pernah lepas, karena penderitaan itu adalah sebagian dari kehidupan. Penderitaan sering kali membuat kita hidup dalam keterpurukan. Bukan karena kita tidak terbiasa dalam menghadapi penderitaan itu sendiri tetapi melainkan karena kita sering kali menganggap penderitaan itu sebagai musibah dan kehancuran.

KELEMAHAN MENTAL

            Sebenarnya kekuatan mental itu sendiri dapat dipupuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya dengan cara:

A.      Memperkuat Kerohanian
 
Yaa…. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat kerohanian anda masing-masing. Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta, tak jarang seseorang yang mulanya terpuruk akan suatu maslah hidupnya yang tidak kunjung menemukan jalan keluarnya, setelah ia lebih mendekatkan diri dan  memahami akan arti kehadiran Tuhan dihidupnya. Kekuatan mental yang mulanya lemah kini mulai berangsur pulih dan menjadi lebih kuat untuk menghadapi masalah yang baru.
Contoh yang nyata terjadi pada tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

B.      Memprogram pikiran anda

Pikiran dengan mental memiliki keterkaitan yang erat. Mental anda sering goyah hanya karena banyaknya masalah yang anda hadapi. Karena faktanya otak tidak mampu menerima masalah lebih dari tiga masalah sekaligus tanpa ada penyelesaian. Penderitaan muncul Karena anda tidak mampu menerima dan ikhlas dengan cobaan yang sedang  dihadapi, sehingga cobaan itu anda anggap sebagai penderitaan yang sangat berat.
Ini merupakan kesalahan program dalam pikiran anda. Dimana pikiran yang mengendalikan apa yang anda rasakan dan apa yang anda lakukan kedepannya. Cobalah untuk memprogram pikiran anda dengan kata-kata yang positif. yakinlah masalah dan cobaan itu merupakan awal dari kebahagiaan dan keberhasilan dikedepannya

Penderitaan adalah Kenikmatan

            Setiap manusia hidup hanya menginginkan kebahagiaan dan kenikmatan, tak ayal manusia berusaha keras untuk menjauhi penderitaan. Namun sekeras apapun usaha manusia untuk menghindari penderitaan, tak akan mampu mencegahnya. Karena manusia telah diciptakan dengan kebahagiaan maupun penderitaan, kebaikan maupun keburukan, kesenangan maupun kesengsaraan.
Penderitaan adalah salah satu hal untuk menguji sebesar apa kita mampu menghadapi penderitaan itu. Tanpa ada penderitaan mungkin manusia tidak akan pernah bersyukur. Karena kesenangan yang manusia dapatkan akan hanya dapat membuat manusia lalai akan kewajibannya kepada Tuhan dan keberadaan manusia yang lain.

Jadi penderitaan tidak akan mampu jauh-jauh dari manusia. Karena penderitaan itu merupakan salah satu kodrat manusia yang harus dihadapi. Dengan penderitaan akan mampu menguatkan mental seiring pengalaman masalah yang dihadapi.