Jumat, 21 Juni 2013

Tugas Kesehatan Mental

Konsep Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah kesehatan mental terbagi menjadi 2 periode yaitu periode pra ilmiah dan periode ilmiah:
1.    Periode pra ilmiah
sejak jaman dulu sikap terhadap gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme (kepercayaan roh-roh / dewa-dewa). Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, merka mengadakan perjamuan.
2.    Era ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era gangguan mental yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional kesikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat tahun 1783.

Pendekatan Kesehatan Mental
A.      Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental. Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat mental.
B.      Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. 
C.      Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat  kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri
Teori Kepribadian Sehat
A. Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938).
menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual.
Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
- Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
- Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
B. Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari.      Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
C. Kepribadian Sehat Menurut Humanistik
Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi
Penyesuaian diri disamakan dengan adaptasi, yaitu proses dimana organism yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. Erich Fromm dalam bukunya, Escape from Freedom, (Fromm, 1941) mengemukakan konsep adaptasi yang menarik dan berguna yang mendekati ide penyesuaian diri. Fromm membedakan apa yang dinamakannya adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Ia menggunakan adaptasi statis untuk menyebut perubahan kebiasaan yang relatif sederhana, Sedangkan adaptasi dinamik adalah sistuasi dimana seseorang menerima hal-hal meskipun menyakitkan
Penyesuaian Diri dan Individualitas
                Dalam mendefinisikan penyesuaian diri, kita tidak boleh melupakan perbedaan –perbedaan individual. Anak yang sangat cerdas atau genius tidak sesuai dengan pola “normal”, baik dalam kapasitas maupun dalam tingkah lakunya, tetapi kita tidak dapat menyebutnya sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.

Penyesuaian Diri sebagai Penguasaan
                Penyesuaian diri yang baik kelihatannya mengandung suatu tingkat penguasaan yang baik pula, yaitu kemampuan untuk merencanakan atau mengatur respons-respons pribadi sedemikian rupa sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan dan frustasi-frustasi akan hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau yang menguasai.

Konsep Penyesuaian Diri yang Baik
Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
Penyesuaian Diri adalah Relatif
                Penyesuaian diri seperti yang telah dirumuskan diatas adalah relatif karena tidak ada orang yang dapat menyesuaikan diri secara sempurna. Penyesuaian diri juga bersifat relatif karena berbeda-beda menurut norma-norma sosial dan budaya, serta individu itu sendiri pun berbeda-beda dalam bertingkah laku.

Penyesuaian Diri versus Moralitas
                Pemakaian baik dan buruk menempatkan seorang psikolog dalam ilmu kesehatan mental dalam posisi untuk membuat penilaian terhadap tingkah laku yang sebenarnya diharapkan tidak dilakukan oleh seorang ilmuwan. Tetapi dapat dikemukakan di sini bahwa keputusan untuk menilai bukan sesuatu yang khas bagi bidang ilmu moral atau etika.

B.    PERTUMBUHAN PERSONAL
Banyak kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi.
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan personal ;
1.      Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2.      Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3.      Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.

Stress
Arti Penting Stress

·           Pengertian Stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.

·           Efek-Efek Stress
1. Depresi                                                        2. Obesitas
3. Demensia (kemerosotan daya ingat)                       4. Sering infeksi
5. Kanker payudara                                         6. Insomnia
7. Penyakit jantung                                         8. Alergi
9. Mengurangi kesuburan                                10. Stroke

·           General Adaptation Syndrom dari Hans Selye
Dr. Hans Selye, pelopor riset tentang stress menyusun konsep tanggapan psikologis terhadap stress.
Ketiga fase yang berbeda tersebut diacuh sebagai peringatan, perlawanan, dan peredaan. Tahap peringatan (Alarm stage) adalah tahap awal pengerahan dimana tubuh bertemu tantangan yang ditimbulkan penekan.
Jika penekan berlanjut, GAS maju ke tahap perlawanan. Tanda-tanda yang menunjukkan tahap perlawanan mencakup kejenuhan, kecemasan, dan ketegangan. Orang tersebut sekarang sedang berjuang melawan penekan
Tahap GAS yang terakhir ialah peredaan (exhaustion). Perlawanan yang panjang dan terus menerus terhadap penekan yang sama pada akhirnya mungkin menghabiskan kekuatan adaptif yang tersedia, dan sistem perlawanan terhadap penekan menjadi kendur.

·           Faktor Individu dan Sosial

Faktor social
·      Faktor lingkungan
Dimana perubahan yang terjadi secara tidak pasti dalam lingkungan organisasi dapat mempengaruhi tingakat stres dikalangan karyawan.
·           Faktor organisasional
Seperti tuntutan tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.

Faktor individual
Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri.

Tipe Stress Psikologis

Manusia berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat memisahkan secara sangat tegas bentuk-bentuk stres.
a.     Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
b.    Konflik
Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
-          Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai.
-          Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu.
-          Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya.
c.    Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
-          Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
-          Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
-          Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
d.    Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami kecemasan.

·           Symptom – Reducing Response terhadap Stress
§  Penjelasan symptom – reducing response terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan.

§  Mekanisme Pertahanan Diri
1.        Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut.
2.        Kompensasi 
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. 
3.        Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama.
4.        Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
5.        Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
6.      Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
7.      Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik
8.      Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan.
9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar.
10.  Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
11.  Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik 
12.  Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi
13.  Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan.

·           Strategi Coping untuk Mengatasi Sress
1.        Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah.
a.    Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping)
b.    Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)

2.    Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar:
a.    strategi mendekati (approach strategies)
b.    strategi menghindar (avoidance strategies)

·           Pendekatan Problem Solving terahadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya.
·           Meningkatkan Toleransi Stress dan Pendekatan Berorientasi terhadap Tugas
Meningkatkan toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan keterampilan/kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis

Hubungan Interpersonal

A.      Model-model hubungan interpersonal

Hubungan Interpersonal
            Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia.
Hubungan interpersonaladalah hubungan antara individu satu dengan individu lain yang melandasi komunikasi interpersonal yang dilakukan. Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.

·       Model Pertukaran dan Analisis Transaksional
1.      Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.
2.     Model Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan.

·           Memulai Hubungan
a.       Pembentukan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
1.     pembentukan kesan
 Evaluasi : Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang lain.

-         Kesan Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap orang orang lain, dapat dilakukan dari “kesan yang diterima secara keseluruhan”. Sears dkk. (1992) membagi kesan menyeluruh menjadi dua, yaitu model penyamarataan dan model menambahkan.

-         Konsistensi. Individu cenderung membentuk karakteristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lainnya, meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalamannya.

-         Prasangka positif menurut sears (dalam Sears dkk., 1992) adalah kecenderungan menilai orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negatif.
2.     Ketertarikan Interpersonal
-         Prinsip Dasar Daya Tarik  Interpersonal
·        Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita.
·        Pertukaran sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita.
·        Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek
-         Faktor-faktor yang mempengaruhinya
·        Karakter Pribadi
Daya tarik seseorang bagi orang lain, pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua hal : yang bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat non fisik (kepribadian, intelegensi, minat dan hobby)
·        Kesamaan
Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai, minat, hoby, latar belakang, dan kepribadian. 
·        Keakraban
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa senang pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat mningkatkan keakraban. 
·        Kedekatan
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu prediktor terbaik mengenai apakah dua orang dapat berteman atau tidak adalah seberapa jauh jarak tempat tinggal mereka.
·         Hubungan Peran
Model Peran
terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
·         Secara implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’.
·         Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain.
·         Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok.
·         Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. 
Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam diskusi, (3) pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata.
Konflik
\Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya.

Adequancy peran & autentisitas dalam  hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. 

·         Intimacy dan Hubungan Peran
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan).

·           Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. 

Cinta dan Perkawinan

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.

A.                Memilih Pasangan
mengingat pernikahan itu adalah sebuah investasi jangka panjang maka kita juga harus melihat calon pasangan kita dalam jangka panjang. ihatlah dia tidak hanya di masa sekarang tetapi juga potensinya di masa depan. 

B.                 Hubungan dalam Perkawinan
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya.
Tahap kelima :  Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,”.

C.                Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.

D.  Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

E.Alternatif selain Pernikahan
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.


Pekerjaan dan Waktu Luang

A.MENGUBAH SIKAP TERHADAP PEKERJAAN

1.      Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu.

2.      Apa yang di cari dalam Pekerjaan?
Mencari uang: Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja. 
Mencari pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik.
Mencari teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi.
Mencari kebanggaan/kehormatan diri: Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri

3.      Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri.

B.PROSES DALAM MEMILIH PEKERJAAN
1.      Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka. 
2.      Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus.
3.      Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada phase ini.
4.      Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni.
5.      Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada phase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. 
6.      Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini.
7.      Tahap ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan.


C.MEMILIH PEKERJAAN YANG COCOK
Hubungan antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
*Kepribadian Artistik
Karakter: kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design/warna/kata-kata.
*Kepribadian Konvensional
Karakter: menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
*Kepribadian Aktif
Karakter: gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan progresif.
*Kepribadian Investigasi
Karakter: analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
*Kepribadian Realistis
Karakter: realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan alat bantu atau mesin.
*Kepribadian Sosial
Karakter: suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia, suka berbicara.

D.WAKTU LUANG
Bagaimana menggunakan waktu luang secara positif?
Berikut ini tips dan triknya:
1.Jangan pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang mengatur waktu:)
2.Coba sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di smartphone yang kita miliki
3. Tentukan prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4.Buat yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5.Pastikan dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau produktif.
6.Jangan melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7.Jika tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga pekerjaan tuntas diselesaikan