Konsep Sehat
Sehat
merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah kesehatan
mental terbagi menjadi 2 periode yaitu periode pra ilmiah dan periode ilmiah:
1. Periode
pra ilmiah
sejak jaman dulu sikap
terhadap gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme
(kepercayaan roh-roh / dewa-dewa). Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental
terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari
kemarahannya, merka mengadakan perjamuan.
2. Era
ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat
berarti dalam sikap dan era gangguan mental yaitu dari animisme (irrasional)
dan tradisional kesikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi saat
berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat tahun 1783.
Pendekatan
Kesehatan Mental
A. Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan
dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa
keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental. Sebaliknya orang yang
tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat mental.
B. Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi
penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks
lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma
lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat
atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat
mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya.
C. Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf
kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri
Teori Kepribadian Sehat
A. Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran
Psikoanalisis
Psikoanalisis
merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendiri pertama kali
diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938).
menurut
teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka
bersembunyi dari kesadaran individual.
Dan
apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan
gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Menurut
psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda
yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
- Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
- Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
-
Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional
berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara
realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang
ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
-
Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang
diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan
hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar
atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Kepribadian yang sehat menurut
psikoanalisis:
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
B. Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Kepribadian yang sehat menurut
behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
C. Kepribadian Sehat Menurut
Humanistik
Aliran humanistik ini
mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia.
Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh
nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan
ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada
aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
Penyesuaian Diri dan
Pertumbuhan
Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi
Penyesuaian diri disamakan dengan adaptasi, yaitu proses
dimana organism yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. Erich Fromm dalam bukunya, Escape from Freedom, (Fromm, 1941) mengemukakan konsep adaptasi yang
menarik dan berguna yang mendekati ide penyesuaian diri. Fromm membedakan apa
yang dinamakannya adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Ia menggunakan adaptasi
statis untuk menyebut perubahan kebiasaan yang relatif sederhana, Sedangkan
adaptasi dinamik adalah sistuasi dimana seseorang menerima hal-hal meskipun
menyakitkan
Penyesuaian Diri dan
Individualitas
Dalam
mendefinisikan penyesuaian diri, kita tidak boleh melupakan perbedaan
–perbedaan individual. Anak yang sangat cerdas atau genius tidak sesuai dengan
pola “normal”, baik dalam kapasitas maupun dalam tingkah lakunya, tetapi kita
tidak dapat menyebutnya sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.
Penyesuaian Diri
sebagai Penguasaan
Penyesuaian
diri yang baik kelihatannya mengandung suatu tingkat penguasaan yang baik pula,
yaitu kemampuan untuk merencanakan atau mengatur respons-respons pribadi
sedemikian rupa sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan dan
frustasi-frustasi akan hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau
yang menguasai.
Konsep Penyesuaian Diri yang Baik
Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang
yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan dan sehat.
Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien dan
tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
Penyesuaian Diri
adalah Relatif
Penyesuaian
diri seperti yang telah dirumuskan diatas adalah relatif karena tidak ada orang
yang dapat menyesuaikan diri secara sempurna. Penyesuaian diri juga bersifat
relatif karena berbeda-beda menurut norma-norma sosial dan budaya, serta
individu itu sendiri pun berbeda-beda dalam bertingkah laku.
Penyesuaian Diri
versus Moralitas
Pemakaian
baik dan buruk menempatkan seorang psikolog dalam ilmu kesehatan mental dalam
posisi untuk membuat penilaian terhadap tingkah laku yang sebenarnya diharapkan
tidak dilakukan oleh seorang ilmuwan. Tetapi dapat dikemukakan di sini bahwa
keputusan untuk menilai bukan sesuatu yang khas bagi bidang ilmu moral atau
etika.
B. PERTUMBUHAN PERSONAL
Banyak kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung
implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung
dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang
terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi.
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan personal ;
1. Faktor biologis
Karakteristik anggota
tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat
kental.
2. Faktor geografis
Faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik
atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor
budaya
Tidak di pungkiri
kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan
berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama
juga.
Stress
Arti Penting Stress
· Pengertian Stress
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
· Efek-Efek Stress
1. Depresi 2. Obesitas
3. Demensia
(kemerosotan daya ingat) 4. Sering
infeksi
5. Kanker payudara 6.
Insomnia
7. Penyakit jantung 8.
Alergi
9. Mengurangi kesuburan 10. Stroke
· General Adaptation Syndrom dari Hans Selye
Dr. Hans Selye, pelopor riset tentang stress
menyusun konsep tanggapan psikologis terhadap stress.
Ketiga fase yang
berbeda tersebut diacuh sebagai peringatan, perlawanan, dan peredaan. Tahap peringatan (Alarm stage)
adalah tahap awal pengerahan dimana tubuh bertemu tantangan yang ditimbulkan
penekan.
Jika penekan berlanjut, GAS maju ke tahap perlawanan. Tanda-tanda yang menunjukkan tahap perlawanan
mencakup kejenuhan, kecemasan, dan ketegangan. Orang tersebut sekarang sedang
berjuang melawan penekan
Tahap GAS yang terakhir ialah peredaan (exhaustion). Perlawanan yang panjang dan terus menerus
terhadap penekan yang sama pada akhirnya mungkin menghabiskan kekuatan adaptif
yang tersedia, dan sistem perlawanan terhadap penekan menjadi kendur.
· Faktor Individu dan Sosial
Faktor social
· Faktor lingkungan
Dimana perubahan yang
terjadi secara tidak pasti dalam lingkungan organisasi dapat mempengaruhi
tingakat stres dikalangan karyawan.
· Faktor organisasional
Seperti tuntutan
tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu
tertentu.
Faktor individual
Situasi atau kondisi
yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga
dan kepribadian dari karyawan itu sendiri.
Tipe Stress
Psikologis
Manusia berespon
terhadap stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat memisahkan secara
sangat tegas bentuk-bentuk stres.
a. Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
b. Konflik
Konflik terjadi
ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau
lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
- Konflik
menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak
disukai.
- Konflik
mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia
tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu.
- Konflik
mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama
diinginkannya.
c. Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
- Bila
kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
- Bila
kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk
melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
- Bila
kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu
itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
d. Kecemasan
Khawatir, gelisah,
takut dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang
mengalami kecemasan.
· Symptom – Reducing Response terhadap Stress
§ Penjelasan symptom – reducing response
terhadap stress
Kehidupan akan terus
berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak
akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan.
§ Mekanisme Pertahanan Diri
1. Indentifikasi
Identifikasi adalah
suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya
menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain
tersebut.
2. Kompensasi
Seorang individu
tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di
bidang lain.
3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang
yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama
tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah
suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu
konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
5. Proyeksi
Proyeksi adalah
mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di
luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
6. Introyeksi
Introyeksi adalah
memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
7. Reaksi
konversi
Secara singkat
mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik
8. Represi
Represi adalah
konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan
ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan.
9. Supresi
Supresi yaitu menekan
konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar.
10. Denial
Denial adalah
mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
11. Regresi
Regresi adalah
mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik
12. Fantasi
Fantasi adalah
apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfntasi
13. Negativisme
Adalah perilaku
seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan
perilaku tidak terpuji.
14. Sikap mengkritik
orang lain
Bentuk pertahanan
diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan.
· Strategi Coping untuk Mengatasi Sress
1. Menghilangkan
stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah.
a. Coping yang berfokus
pada masalah (problem-focused
coping)
b. Coping yang berfokus
pada emosi (problem-focused
coping)
2. Strategi
penanganan stres dengan mendekat dan menghindar:
a. strategi
mendekati (approach strategies)
b. strategi menghindar (avoidance strategies)
· Pendekatan Problem Solving terahadap Stress
Salah satu cara dalam
menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh
mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya.
· Meningkatkan Toleransi Stress dan Pendekatan
Berorientasi terhadap Tugas
Meningkatkan
toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan keterampilan/kemampuan diri
sendiri, baik secara fisik maupun psikis
Hubungan
Interpersonal
A. Model-model hubungan interpersonal
Hubungan Interpersonal
Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan
manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia.
Hubungan interpersonaladalah hubungan antara
individu satu dengan individu lain yang melandasi komunikasi interpersonal yang
dilakukan. Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
· Model Pertukaran dan Analisis
Transaksional
1. Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu
transaksi dagang.
2. Model Analisis Transaksional
Analisis
Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang
menekankan pada hubungan interaksional. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian
dan keputusan.
· Memulai Hubungan
a. Pembentukan
Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
1. pembentukan
kesan
Evaluasi
: Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan
kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi
terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan
gabungan tentang orang lain.
- Kesan
Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap orang orang
lain, dapat dilakukan dari “kesan yang diterima secara keseluruhan”. Sears dkk.
(1992) membagi kesan menyeluruh menjadi dua, yaitu model penyamarataan dan
model menambahkan.
- Konsistensi.
Individu cenderung membentuk karakteristik yang konsisten secara evaluatif
terhadap individu lainnya, meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita
cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalamannya.
- Prasangka
positif menurut sears (dalam Sears dkk., 1992) adalah kecenderungan menilai
orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negatif.
2. Ketertarikan
Interpersonal
- Prinsip
Dasar Daya Tarik Interpersonal
· Penguatan
Kita
menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan dari tindakan
atau sikap kita.
· Pertukaran
sosial
Pandangan
ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian
kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita.
· Asosiasi
Kita
menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman
yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan
pengalaman buruk/jelek
- Faktor-faktor
yang mempengaruhinya
· Karakter
Pribadi
Daya
tarik seseorang bagi orang lain, pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua hal
: yang bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat non fisik
(kepribadian, intelegensi, minat dan hobby)
· Kesamaan
Kita
cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai, minat, hoby,
latar belakang, dan kepribadian.
· Keakraban
Menurut
Atkinson dkk. (1993) salah satu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa
senang pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat mningkatkan keakraban.
· Kedekatan
Menurut
Atkinson dkk. (1993) salah satu prediktor terbaik mengenai apakah dua orang
dapat berteman atau tidak adalah seberapa jauh jarak tempat tinggal mereka.
· Hubungan Peran
Model Peran
terdapat empat asumsi
yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan
nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar
lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
· Secara
implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman
dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’.
· Kedua,
bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain.
· Model
bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar
untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok.
· Model
bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap,
nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui
kombinasi pemeranan secara spontan.
Terdapat tiga hal yang
menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran,
yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam diskusi, (3) pandangan peserta
didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan
nyata.
Konflik
\Konflik adalah
adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun
dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya.
Adequancy peran &
autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan perilaku
yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik
secara formal maupun secara informal.
· Intimacy dan Hubungan Peran
Intimasi
dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional :
keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai,
kepercayaan).
· Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun
alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah
cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti
proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri.
Cinta
dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah
emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Perkawinan adalah ikatan sosial
atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan
dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan
antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.
A.
Memilih
Pasangan
mengingat pernikahan
itu adalah sebuah investasi jangka panjang maka kita juga harus melihat calon
pasangan kita dalam jangka panjang. ihatlah dia tidak hanya di masa
sekarang tetapi juga potensinya di masa depan.
B.
Hubungan dalam Perkawinan
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan
gelora cinta yang menggebu-gebu.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut
Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa
marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari
pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn
mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih
memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah
laku yang berkenan di hati pasangannya.
Tahap kelima : Real Love. “Anda berdua akan
kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan
kebersamaan dengan pasangan,”.
C.
Penyesuaian
dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak
berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan
tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Banyak yang bilang
pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan
cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan
akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
D. Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan
bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya,
pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi
pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang
lebih baik.
E.Alternatif selain Pernikahan
Alasan yang
paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa,
selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya
dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan melajang
bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan
terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok
untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Pekerjaan
dan Waktu Luang
A.MENGUBAH SIKAP
TERHADAP PEKERJAAN
1. Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah
nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada cara berpikir kita
terhadap pekerjaan itu.
2. Apa yang di cari dalam Pekerjaan?
Mencari uang: Hal
ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja.
Mencari pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi
lebih baik.
Mencari teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk
bersosialisasi.
Mencari kebanggaan/kehormatan diri: Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah
kebanggaan dan kehormatan diri
3. Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Fungsi
psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk
hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk
uangnya sendiri.
B.PROSES DALAM
MEMILIH PEKERJAAN
1. Tahap
pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya
memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka.
2. Tahap kedua adalah pada umur 22
- 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan
jurusan yang ia pelajari di kampus.
3. Tahap ketiga adalah pada umur
30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni
pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada phase ini.
4. Tahap keempat adalah pada umur
38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase
yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni.
5. Tahap kelima adalah pada umur
45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos
pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada phase ini, khususnya
mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan
talenta pribadinya.
6. Tahap keenam adalah umur 55 -
62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan
kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini.
7. Tahap ketujuh adalah 62 - 70
tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana
meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan
berjalan.
C.MEMILIH PEKERJAAN
YANG COCOK
Hubungan
antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
*Kepribadian
Artistik
Karakter: kreatif,
imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja
tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design/warna/kata-kata.
*Kepribadian
Konvensional
Karakter: menyukai
aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian
data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
hukum,
pengacara, penulis, penerjemah.
*Kepribadian
Aktif
Karakter: gigih, berani,
suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan
progresif.
*Kepribadian
Investigasi
Karakter: analitis,
intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih suka
bekerja secara individu, menggunakan logika.
*Kepribadian
Realistis
Karakter: realistis,
praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah dan
solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan
alat bantu atau mesin.
*Kepribadian
Sosial
Karakter: suka membantu
orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah
hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia, suka berbicara.
D.WAKTU LUANG
Bagaimana
menggunakan waktu luang secara positif?
Berikut
ini tips dan triknya:
1.Jangan
pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang
mengatur waktu:)
2.Coba
sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di
smartphone yang kita miliki
3. Tentukan
prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang
kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4.Buat
yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja,
waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5.Pastikan
dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau
produktif.
6.Jangan
melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu
dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7.Jika
tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga
pekerjaan tuntas diselesaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar