Rabu, 25 Desember 2013

Empowerment, Stress dan Konflik


A.    Definisi Empowerment
Shardlow (1998), pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).

B.     Kunci efektif Empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.

C.    Definisi Stres
Menurut lazarus (1976), stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
Jadi stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.

D.    Sumber Stres
a.         Faktor lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi.
b.         Faktor organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya.
c.         Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, sertakepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang. Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa.

E.     Pendekatan Stres
Ada dua pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
a.         Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif adalah:
1)      Teknik manajemen waktu
2)      Meningkatkan latihan fisik
3)      Pelatihan pengenduran (relaksasi)
4)      Perluasan jaringan dukungan social
5)      Pendekatan Organisasional
b.         Pendekatan Perusahaan
1)      Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
2)       Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
3)      Perancangan ulang pekerjaan
4)      Peningkatan keterlibatan kerja
5)      Perbaikan komunikasi organisasi
6)      Penegakkan program kesejahteraan korporasi (Robbins, 2002: 311-312)

F.     Definisi Konflik
Konflik  merupakan suatu gejala yang umumnya muncul sebagai akibat dari interaksi manusia dalam hidup bermasyarakat. Konflik akan timbul ketika terjadi persaingan baik individu maupun kelompok. Konflik juga bisa dipicu karena adanya perbedaan pendapat antara komponen-komponen yang ada di dalam masyarakat membuatnya saling mempertahankan ego dan memicu timbulnya pertentangan.

G.    Jenis-jenis Konflik
Lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu. Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk dilaksanakan. Ataupun bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama. Hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan, seperti antara manajer dan bawahan.
3. Konflik antar individu dan kelompok. Berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi. Timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

H.    Proses Konflik
Proses Konflik Proses konflik terdiri dari lima tahap antara lain potensi oposisi atau ketidakcocokan,kognisi dan personalisasi, maksud (niat), perilaku, dan hasil. Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:
·         Batasan  pekerjaan yang  tidak jelas.
·         Hambatan komunikasi.
·         Tekanan waktu.
·         Standar,  peraturan  dan kebijakan yang  tidak  masuk akal.
·         Pertikaian  antara  pribadi.
·         Perbedaan status.
·         Harapan  yang  tidak  terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Edi, (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama
Shardlow, Steven. (1998). Values, Ethics and Social Work. Di dalam : Robert Adams, Lena Dominelle, Malcolm Payne, editor. Social Work : Themes, Issues and Critical Debates.London : Mac Millan Press Ltd
Lord Jhon dan Pegy Hutchion dalam jurnal " the prosses of empowerment" . Canada 1999


Tidak ada komentar:

Posting Komentar